BACA JUGA:Samsung Galaxy S26: Keamanan Biometrik Naik Kelas Berkat Teknologi Baru
Setelah itu, santan kental dimasak hingga mendidih untuk menghasilkan aroma gurih. Dalam beberapa versi Palembang, santan bahkan direbus bersama beberapa helai daun pandan untuk memperkaya wangi alami pada adonan.
Selanjutnya, santan dicampurkan dengan gula halus dan diaduk hingga rata. Campuran ini kemudian dituangkan perlahan ke dalam tepung sagu sangrai sambil diuleni hingga membentuk adonan yang lembut dan mudah dicetak.
Adonan kue kemudian dicetak menggunakan cetakan tradisional—biasanya berbentuk bunga, daun, atau bentuk kecil lainnya.
Setelah dicetak, kue dipanggang dalam oven hingga permukaannya ringan dan retak halus.
Berbeda dengan kue kering berbahan terigu, penggunaan sagu membuat tekstur kue ini menjadi rapuh,--ig@dylaine_chen
Warna kue bangkit sagu umumnya putih atau krem muda, menandakan proses pemanggangan yang tepat. Jika warnanya terlalu kecokelatan, itu berarti adonan terlalu lama dipanggang.
BACA JUGA:Suasana Haru Warnai Penyerahan Bantuan Kursi Roda untuk Ulil Albab
BACA JUGA:Galaxy S26 Diduga Pakai Sensor Kamera 200 MP Generasi Baru: Dorongan Besar untuk Fotografi Mobile
Kue Bangkit Sagu bukan hanya memiliki cita rasa manis lembut, tetapi juga membawa nilai nostalgia kuliner. Setiap gigitan menghadirkan kenangan akan suasana rumah saat lebaran, aroma dapur yang harum, serta tradisi keluarga yang diwariskan turun-temurun.
Hingga kini, kue bangkit sagu tetap menjadi salah satu kue kering klasik yang tak tergantikan dan terus dicintai masyarakat Palembang maupun Nusantara.