Setelah mendidih, beras dimasukkan ke dalam campuran tersebut dan dimasak hingga santan kering. Proses ini biasa disebut diaron.
Beras yang sudah setengah matang kemudian dikukus kembali hingga menjadi pulen sempurna.
Rahasia utama dari nasi uduk Palembang terletak pada penggunaan santan kental yang memberikan cita rasa gurih alami.
Ditambah dengan rempah sederhana seperti bawang merah, serai, dan daun salam, aroma nasi semakin harum.
Dalam tradisi masyarakat setempat, nasi uduk biasanya disajikan dengan lauk sederhana namun menggugah selera. Pelengkap yang tak terpisahkan adalah irisan timun segar, telur dadar tipis yang dipotong halus, serta sambal cengek.
Sambal cengek sendiri merupakan sambal khas Palembang yang terbuat dari cabai rawit, bawang, serta bumbu lain yang ditumis hingga harum.
Rasanya pedas menggigit, cocok dipadukan dengan nasi uduk yang gurih. Tidak heran jika banyak orang mengatakan, nasi uduk Palembang terasa kurang lengkap tanpa sambal ini.
BACA JUGA:Demonstran Duduki Plaza Kantor Pusat Microsoft, Diubah Jadi Plaza Anak-Anak Palestina
BACA JUGA:Polsek Tanjung Batu Intensifkan Patroli di Titik Rawan Kriminalitas
Selain menjadi menu rumahan, nasi uduk juga sering dijual di pasar tradisional maupun warung makan. Bahkan, beberapa rumah makan khas Palembang memasukkannya sebagai salah satu menu unggulan.
Kehadiran nasi uduk Palembang dengan sambal cengek seakan memperkaya khazanah kuliner nusantara yang begitu beragam.
Dengan cita rasa gurih, pedas, sekaligus segar, nasi uduk Palembang membuktikan bahwa kuliner tradisional tetap mampu bertahan di tengah derasnya arus makanan modern. Menjadi pengalaman rasa yang sayang untuk dilewatkan bagi pecinta kuliner adalah mencoba nasi uduk khas kota pempek ini.