PALTV.CO.ID,- Presiden Vladimir Putin telah mengesahkan pengembangan aplikasi pesan instan yang didukung negara, yang dirancang untuk terintegrasi dengan layanan pemerintah.
Pejabat menyebut langkah ini sebagai bagian dari upaya Rusia menuju kedaulatan digital.
Rusia mulai membatasi sebagian panggilan suara di Telegram dan WhatsApp, menuduh kedua platform pesan instan milik asing itu gagal membagikan informasi kepada aparat penegak hukum dalam kasus yang melibatkan penipuan dan terorisme, kata Kementerian Pembangunan Digital pada Rabu.
Kementerian menegaskan bahwa pembatasan hanya berlaku pada panggilan dan tidak memengaruhi fitur lain di aplikasi tersebut.
“Untuk menangkal pelaku kriminal... langkah diambil untuk membatasi sebagian panggilan pada messenger asing ini,” ujar Roskomnadzor, badan regulator komunikasi Rusia, kepada kantor berita Interfax.
““Fitur lainnya tetap berfungsi tanpa pembatasan.”Meta, pemilik WhatsApp, dan Telegram tidak memberikan komentar.
BACA JUGA:LUMIX Full-Frame Terbaru: Senjata Andalan Panasonic untuk Videografer Profesional
BACA JUGA:Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Bocah 11 Tahun Terseret Arus Sungai Musi
Gangguan Layanan Terkonfirmasi
Menurut kantor berita Reuters, panggilan suara di Telegram nyaris tidak berfungsi sejak 11 Agustus, sementara panggilan WhatsApp terganggu oleh suara terputus-putus dan dengungan logam yang membuat komunikasi mustahil dilakukan.
Moskow Dorong Kedaulatan Digital
Perselisihan mengenai pengendalian konten dan penyimpanan data meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Para ahli menilai pemerintah berupaya memperluas kendali atas ekosistem internet di Rusia.
Presiden Vladimir Putin telah menyetujui pengembangan aplikasi pesan instan yang didukung negara, yang dirancang untuk terintegrasi dengan layanan pemerintah.
Rusia mulai membatasi sebagian panggilan suara di Telegram dan WhatsApp, --pixabay.com
Pejabat mengatakan inisiatif ini adalah bagian dari dorongan Rusia menuju kedaulatan digital, dengan tujuan mendorong layanan buatan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada platform asing seperti WhatsApp dan Telegram.