Andika bahkan sengaja menggunakan casing tipis untuk mempertahankan sensasi ringannya, menegaskan bahwa kenyamanan adalah prioritas.
Dari segi performa, Samsung S25 EDGE tidak main-main.
Skor AnTuTu yang mencapai Rp2 jutaan menunjukkan kekuatan yang mumpuni, dengan selisih performa yang tipis dibandingkan S25 Ultra.
Pengujian game seperti MLBB, ZZZ, dan Genshin Impact berjalan mulus, dengan frame rate stabil dan suhu maksimal hanya 40,4 derajat Celcius, bahkan di ruangan tanpa AC.
Baterai dan Kamera: Ada Kompromi?
Namun, di balik keunggulannya, Samsung S25 EDGE memiliki beberapa "trade-off" yang mungkin tidak cocok untuk semua orang.
BACA JUGA:Kejari Banyuasin Pulihkan Keuangan Negara Rp2,5 Miliar Lebih dari Temuan BPK
BACA JUGA:Memastikan retret berjalan lancar, Gubernur Herman Deru tinjau langsung ke bumi Perkemahan.
Baterai 3.900 mAh, meskipun efisien untuk penggunaan ringan (lebih dari 14 jam SOT untuk media sosial), hanya bertahan kurang dari 3 jam untuk penggunaan berat seperti gaming dan editing foto.
Pengisian dayanya tidak terlalu istimewa, memakan waktu kurang lebih 1 jam 20 menit untuk mencapai 100% dengan daya 25W.
Aspek kamera menjadi "deal-breaker" bagi Andika, terutama absennya lensa tele.
Samsung Galaxy S25 EDGE menunjukan bahwa ukuran bukanlah penentu dan siap guncang pasar.--youtube@dkidmedia
Meskipun fitur Expert RAW dan video log tetap tersedia, ketiadaan lensa tele membuat proses fotografi menjadi kurang fleksibel, mengharuskan pengguna untuk bergerak mencari posisi ideal.
"Tanpa lensa tele, feel-nya itu kayak ngopi sama teman-teman saya tapi enggak pesan kopi," ungkap Andika, menggambarkan kekecewaannya.
Terdapat perbedaan pada hasil foto S25 EDGE dan S25 Ultra; S25 Ultra cenderung memberikan detail yang lebih baik dan warna kulit yang lebih hangat juga natural.