BACA JUGA:BRI Luncurkan QRIS TAP! Inovasi Baru untuk Transaksi Cepat & Praktis
Model dasarnya berasal dari DeepSeek R1 dan V3, yang dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam pemrosesan bahasa alami dan analisis data.
Kemampuan otonominya memungkinkan Manus untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks tanpa pengawasan manusia.
Manus dapat menavigasi dunia digital, mengambil keputusan cepat, dan bahkan mengalahkan para profesional berpengalaman dalam kecepatan dan ketepatan kerja.
Keunggulan teknologi ini dibuktikan melalui uji coba GAIA benchmark, sebuah tolok ukur yang menilai kemampuan asisten AI dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.
BACA JUGA:Tanpa Pengawalan Ketat KPK Bawa 8 Orang Terjaring OTT di OKU ke Jakarta
BACA JUGA:BRI Luncurkan QRIS TAP! Inovasi Baru untuk Transaksi Cepat & Praktis
Dalam uji coba tersebut, Manus AI berhasil mencapai status state-of-the-art (SOTA) dengan kemampuannya menangani lebih dari 50 tugas secara bersamaan.
Ini merupakan pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dunia kecerdasan buatan. Meskipun memiliki potensi besar, akses ke Manus AI saat ini masih terbatas.
Pengguna yang ingin mencoba kecanggihannya harus mengajukan permohonan terlebih dahulu melalui situs resminya.
Jika permohonan disetujui, mereka akan mendapatkan kode akses untuk menggunakan Manus.
BACA JUGA:Seorang Ojol Jadi Korban Curanmor Saat Ambil Pesanan di Palembang
BACA JUGA:Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Lebaran, Masyarakat Diminta Belanja Sesuai Kebutuhan
Kebijakan ini kemungkinan diterapkan untuk memastikan stabilitas sistem serta membatasi penggunaan di tahap awal sebelum diluncurkan secara lebih luas.
Para pengembang tampaknya ingin memastikan bahwa AI ini dapat beroperasi dengan optimal sebelum dirilis ke publik secara bebas.
Manus AI merupakan gebrakan terbaru dalam dunia kecerdasan buatan yang menawarkan tingkat otonomi tinggi dalam menyelesaikan berbagai tugas.