SUV ini menyediakan tiga mode berkendara, yaitu Eco, Comfort, dan Sport.
Sayangnya, pengaturan mode berkendara harus dilakukan melalui head unit, bukan melalui tombol di lingkar kemudi, sehingga membutuhkan sedikit usaha tambahan untuk mengganti mode saat berkendara.
Dalam mode Normal, tenaga terasa mengalir dengan halus, sementara pada mode Sport, dorongan tenaga lebih responsif dan agresif.
Saat melaju dengan kecepatan 100 km/jam, putaran mesin tetap berada di bawah 3.000 rpm, yang menunjukkan potensi efisiensi bahan bakar cukup baik, meskipun perlu pengujian lebih lanjut di kondisi jalan yang lebih variatif.
BACA JUGA:Ragit khas Palembang Menu Favorit Berbuka
BACA JUGA:Kenapa BYD Bisa Menguasai Pasar EV Dalam Waktu Singkat
Karakteristik mesin dan transmisi X70 Plus mirip dengan produk Chery yang juga menggunakan DCT.
Dalam mode Sport, tenaga terasa lebih berlimpah, cocok bagi pengemudi yang menyukai akselerasi cepat.
Namun, bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan berkendara bersama keluarga, mode Eco dan Normal lebih direkomendasikan karena memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan stabil.
Dari segi handling, Jetour X70 Plus menggunakan suspensi depan tipe MacPherson Strut dan suspensi belakang Multi-Link.
BACA JUGA:Kenapa BYD Bisa Menguasai Pasar EV Dalam Waktu Singkat
Saat diuji di pameran GIIAS 2024, versi awal dari Cina memiliki bantingan suspensi yang cukup keras.
Namun, setelah disesuaikan dengan kondisi pasar Indonesia, sistem suspensinya kini lebih baik dalam menyerap guncangan, meskipun tetap mempertahankan karakter sporty.
Saat melaju di jalan bebas hambatan, kestabilan mobil sangat baik, meski dengan sedikit pengorbanan dalam kenyamanan bantingan suspensi.
Sistem kemudi menggunakan Electric Power Steering (EPS), yang membuat setir terasa ringan saat diparkir dan tetap stabil saat melaju dalam kecepatan tinggi.