Maserati: Krisis Identitas di Tengah Ketatnya Persaingan Mobil Sport Mewah

Minggu 12-01-2025,08:40 WIB
Reporter : M fikri ardiansyah
Editor : Hanida Syafrina

BACA JUGA:Pasca Digeledah, Rumah Deliar Terpantau Sepi

Hal ini berbeda dengan Ferrari yang telah berdiri sendiri dan mampu fokus pada performa dan inovasi.

Selain itu, strategi pemasaran Maserati dinilai kurang agresif. Berbeda dengan Ferrari dan Lamborghini yang berhasil membangun citra kuat melalui media sosial, ajang balap, dan kolaborasi dengan selebriti, Maserati sering kali terlihat pasif.

Peluncuran model-model baru Maserati pun jarang mendapatkan perhatian yang sama seperti pesaingnya.

 Maserati: Warisan yang Kurang Dimanfaatkan

BACA JUGA:Orok Bayi Laki-Laki Ditemukan Warga Dengan Kondisi Kepala Terputus

BACA JUGA:OJK Sumsel Dukung Ekspor Perdana Kopi untuk Tingkatkan Perekonomian Petani

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Maserati sebenarnya memiliki potensi besar. Warisan balap yang kaya, termasuk kemenangan di ajang Formula 1 pada 1950-an, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat citra merek.

Namun, pendekatan yang tidak konsisten dan fokus yang terpecah membuat Maserati sulit membangun basis pelanggan yang loyal.

Sebagai contoh, model Levante, SUV mewah Maserati, sering dianggap tidak cukup kompetitif dibandingkan dengan Porsche Cayenne atau Range Rover dalam hal performa, teknologi, dan kualitas interior.

Jika dalam segmen ini saja Maserati kesulitan bersaing, bagaimana mungkin mereka dapat menonjol sebagai produsen mobil sport sejati?

Kategori :