Lanskap Sahara yang kering kerontang, kendaraan yang lusuh, dan cuaca ekstrem di tengah gurun
menjadi latar yang tidak hanya memperindah visual tetapi juga memberikan perasaan ketidaknyamanan dan penderitaan yang dialami oleh para karakter.
Io Capitano adalah film docudrama garapan sutradara Italia Matteo Garrone yang menyoroti perjalanan dramatis dua remaja Senegal, Seydou dan Moussa, yang mencoba mencapai Eropa dari Dakar.--foto/ Instagram@sligofilmsociety
Realitas di balik perjalanan ini pun digambarkan secara jelas, dengan berbagai potret kondisi mengerikan yang dialami oleh para migran gelap.
Mereka diangkut dengan bus hingga truk yang penuh sesak, melewati daerah-daerah yang rawan di Libya hingga tiba di tepi Laut Mediterania.
Semua ini digambarkan dengan sinematografi yang memukau, menambah intensitas dan emosi penonton yang mengikuti perjalanan ini.
Libya, sebagai salah satu titik dalam perjalanan mereka, ditampilkan dalam film sebagai sebuah “lubang neraka.”
BACA JUGA:BMW M5 Touring 2025: Wagon Super Cepat yang Bikin Sedan Jadi Biasa Aja!
BACA JUGA:IPhone 16 Dilarang di Indonesia, Pasar Gadget Berdebat!
Tempat ini menyimpan risiko terbesar bagi para migran, di mana mereka mengalami berbagai jenis penyiksaan, perbudakan, bahkan dijual sebagai komoditas manusia.
Adegan-adegan yang memperlihatkan kehidupan migran di Libya begitu menyakitkan dan penuh penderitaan, hingga membuat film ini sulit ditonton bagi sebagian penonton.
Namun, di balik gambaran gelap tersebut, Matteo Garrone tidak hanya ingin menunjukkan sisi
mengerikan dari perjalanan migrasi, tetapi juga menyoroti keberanian dan kekuatan bertahan hidup yang dimiliki oleh para migran ini.
Yang menarik, Garrone mengajak Mamadou Kouassi, seorang pria asal Pantai Gading yang pernah mengalami sendiri perjalanan migrasi yang berbahaya, untuk menjadi penasihat dalam pembuatan film ini.
Kouassi memberikan perspektif yang sangat otentik mengenai penderitaan dan risiko yang dihadapi para migran.
Kini ia bekerja di Italia, membantu para migran lainnya untuk beradaptasi dan menghadapi kenyataan hidup di Eropa.