PALTV.CO.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menganjurkan masyarakat untuk melakukan skrining kesehatan jiwa minimal sekali dalam setahun.
Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi lebih awal adanya potensi masalah mental atau gangguan kejiwaan, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
Skrining kesehatan jiwa tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah menunjukkan gejala, tetapi juga bagi individu yang berisiko, seperti mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis atau tekanan mental berat.
BACA JUGA: Hilangkan Stigma, Selamatkan Jiwa Menuju Masyarakat Peduli Kesehatan Mental
Skrining Kesehatan Jiwa untuk Semua Kelompok
Menurut Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, Imran Pambudi, skrining kesehatan jiwa dianjurkan untuk semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Hal ini bertujuan agar potensi gangguan mental dapat dideteksi lebih awal, terutama bagi kelompok berisiko tinggi, seperti individu dengan penyakit kronis atau kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental mereka. Skrining bisa dilakukan lebih dari sekali dalam setahun jika ditemukan indikasi masalah kesehatan jiwa.
Bagi ibu hamil, Kemenkes menyarankan skrining dilakukan tiga kali: pertama pada trimester pertama, kedua pada trimester ketiga, dan ketiga setelah melahirkan pada masa nifas, yakni 8 hingga 28 hari pasca persalinan. Hal ini bertujuan untuk memantau kondisi mental ibu selama dan setelah kehamilan.
Manfaat Skrining Kesehatan Jiwa
Skrining kesehatan jiwa memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mendeteksi gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan makan, serta trauma pasca kejadian (PTSD).
Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat oleh tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater, yang dapat membantu mengurangi risiko masalah lebih besar, seperti penyalahgunaan narkoba atau pikiran untuk bunuh diri.
Kementerian Kesehatan juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat tentang gejala-gejala masalah kesehatan jiwa, seperti kecemasan berlebihan, perubahan suasana hati yang ekstrem, kelelahan, perasaan rendah diri, hingga kesulitan berkonsentrasi. Jika gejala-gejala tersebut muncul, penting untuk segera melakukan skrining kesehatan jiwa.