PALTV.CO.ID- Kejahatan siber semakin marak, memanfaatkan berbagai teknologi dan jaringan internet untuk menyerang.
Pelaku kejahatan ini seringkali mengincar data pribadi korban, menggunakan informasi sensitif untuk meretas sistem dan mencuri data keuangan.
Dampak dari kejahatan ini tidak hanya mengakibatkan hilangnya data pribadi, tetapi juga potensi kerugian finansial yang signifikan bagi korban.
Menanggapi situasi ini, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menegaskan bahwa menjaga keamanan data nasabah adalah prioritas utama BRI.
BACA JUGA:BMW Seri 5 G60: Perpaduan Mewah Antara Teknologi Listrik dan Performa Mesin Bensin
BACA JUGA:Langkah Pertama dalam Hobi RC, Tips Ampuh untuk Pengendali Mobil Remote Pemula!
“Kami sangat serius dalam melindungi data dan dana nasabah. Kami mengikuti framework keamanan siber yang sudah teruji.
Jika ada insiden, kami telah menyiapkan alat dan prosedur yang baku untuk memastikan data nasabah tetap aman,” jelas Arga.
BRI menerapkan pengamanan secara internal secara rutin, termasuk freight monitoring dan memiliki Security Operation Center (SOC) yang beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Audit dan asesmen rutin dengan pihak ketiga juga dilakukan untuk menjaga standar keamanan yang tinggi.
“Kami juga berfokus pada keamanan sumber daya manusia. Kesadaran akan potensi risiko sangat penting, baik bagi karyawan maupun nasabah,” tambahnya.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha--foto: dok. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Di tengah maraknya kejahatan siber, aplikasi BRImo tetap kuat dan aman. Dengan lebih dari 37,4 juta pengguna aktif, BRImo menarik perhatian para penjahat siber.
Namun, berkat investasi besar dalam teknologi keamanan dan edukasi berkelanjutan, BRImo berhasil mempertahankan kepercayaan nasabah.
“Kami menerapkan enkripsi dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk memastikan aplikasi kami aman digunakan,” ungkap Arga.