membahas pembentukan komite yang akan mengatur Gaza setelah konflik.--rabie_noqaira/ig
Menurut Zaki, kerja sama ini sangat penting untuk mencegah intervensi negara-negara asing yang mungkin ingin mempengaruhi urusan dalam negeri Palestina, terutama di Gaza.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Targetkan 2,5 Juta Kunjungan Wisatawan Tahun 2025
BACA JUGA:Ulasan Google Pixel 9 Pro : Halo, smartphone kecil
Zaki juga menyatakan bahwa walaupun belum ada solusi konkret untuk Gaza, para faksi Palestina sepakat untuk menjaga persatuan, mengingatkan bahwa tidak ada faksi yang berhak atas Gaza sendiri.
Fatah juga tetap berkomitmen agar warga Gaza tetap memiliki perwakilan politik mereka. Di sisi lain, Hamas juga mengungkapkan keinginannya agar ada pemerintahan persatuan nasional sebagai bagian dari kesepakatan.
pertemuan di Kairo ini berfokus pada pembentukan komite independen--rabie_nogqaira/ig
Osama Hamdan dari Hamas menyebutkan bahwa kesepakatan ini adalah langkah untuk "menata rumah Palestina" secara menyeluruh.
Tantangan dan Kendala dalam Mencapai Persatuan Palestina
BACA JUGA:KUR BRI Kunci Sukses UMKM di Pasar Kayuagung untuk Mewujudkan Impian Bisnis!
BACA JUGA:BRI Penuh Optimisme, Strategi Cerdas Menyongsong Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Baru!
Meskipun kedua faksi setuju akan pentingnya persatuan, tantangan masih banyak, terutama dalam mempertahankan kekompakan di antara semua kelompok yang ada.
Fatah dan Hamas menekankan pentingnya mengesampingkan perbedaan untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai “pertempuran eksistensial” dalam mempertahankan hak-hak rakyat Palestina.
Pemimpin Fatah, Zaki, menyampaikan pandangannya mengenai sikap Amerika Serikat terhadap konflik di Palestina.
Ia mengkritik dukungan AS terhadap proyek "Israel Raya" yang dianggapnya bertujuan memperluas wilayah Israel di kawasan.
BACA JUGA:Ulasan Google Pixel 9 Pro : Halo, smartphone kecil