Eskalasi Keterlibatan Militer AS
Pengerahan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) oleh AS menandai peningkatan keterlibatan langsung dalam konflik.
Sistem ini, yang dirancang untuk menangkis ancaman rudal balistik jarak menengah dan pendek, dipasang sebagai langkah antisipasi jika terjadi serangan balik dari Iran terhadap Israel.
BACA JUGA:Ribuan Warga Gaza Terancam Kematian Saat Musim Dingin Ekstrem Ditengah Gempuran Israel
BACA JUGA:Ditengah Gempuran Israel, Hari Pertama Vaksin Polio di Gaza Mencakup Lebihi 72.000 Anak
Tidak Konsisten Dalam Konflik Timur Tengah! Amerika Serikat Kecam Israel Tapi Malah Kirim Pasukan--Foto : said.m.jaras
Keterlibatan langsung ini juga memunculkan isu terkait legalitas dukungan AS, mengingat adanya peningkatan tekanan dari pihak oposisi terhadap dukungan tak tergoyahkan Washington kepada Israel.
Langkah ini memicu pertanyaan besar terkait arah kebijakan luar negeri AS. Apakah Washington berusaha untuk mengurangi eskalasi atau justru memperburuk konflik dengan memberikan dukungan militer yang lebih besar kepada Israel? Meskipun AS terus menyampaikan retorika diplomasi, langkah-langkah militer yang diambil menunjukkan sebaliknya.
Ancaman yang Dipertanyakan
Sanksi yang diancamkan AS kepada Israel, meskipun terdengar tegas, dipandang oleh banyak pihak sebagai ancaman yang kosong.
Meskipun surat Blinken dan Austin meminta Israel untuk mengambil langkah konkret dalam 30 hari, sejarah menunjukkan bahwa Israel sering kali mengabaikan peringatan serupa dari AS.
BACA JUGA:Korban Tewas di Gaza Tembus 40 Ribu Jiwa, Negosiasi Gencatan Senjata Terus Berlangsung
BACA JUGA:Israel Paksa Ribuan Warga Gaza Mengungsi Dari Khan Younis Setelah Serangan ke Sekolah
Pengiriman bom dan senjata tetap berlanjut, meskipun serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon terus meningkat. Sanksi yang seharusnya dijatuhkan tampaknya hanya menjadi retorika, sementara dukungan militer tetap berjalan tanpa hambatan.