Ketua Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Bali, dr. Oka Negara, menyambut baik aturan pelabelan risiko BPA oleh BPOM ini sebagai langkah untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Dia menjelaskan bahwa paparan BPA dapat menyebabkan gangguan hormon, termasuk masalah kesehatan reproduksi seperti pubertas dini dan gangguan menstruasi pada wanita.
"BPA memiliki efek akumulatif. Dampaknya mungkin tidak langsung terlihat, namun paparan jangka panjang bisa memicu berbagai penyakit. Oleh karena itu, penggunaan kemasan pangan yang bebas BPA harus diutamakan," tegas dr. Oka.
Dengan penerapan aturan ini, diharapkan konsumen menjadi lebih sadar akan risiko kesehatan dari BPA, terutama dalam produk yang menggunakan kemasan berbahan polikarbonat.