Ledakan apokaliptik bom nuklir -gratispik-freepik
Teknologi ini berbeda dari reaktor nuklir konvensional yang menggunakan proses fisi, di mana atom-atom besar dibelah untuk menghasilkan energi.
Fusi nuklir bekerja dengan cara menggabungkan dua atom ringan menjadi satu atom yang lebih berat, menghasilkan energi dalam jumlah besar dengan limbah yang sangat minim.
Tantangan utama fusi nuklir adalah menciptakan kondisi yang stabil untuk mempertahankan reaksi fusi pada suhu yang sangat tinggi.
Namun, berbagai lembaga riset di seluruh dunia, termasuk proyek ITER di Eropa, sedang berupaya mewujudkan impian ini.
Jika berhasil, fusi nuklir dapat menjadi sumber energi bersih yang tak terbatas dan jauh lebih aman dibandingkan fisi nuklir.
BACA JUGA:SFC Gagal di Kandang Dejan FC, Netizen Terus Beri Semangat
BACA JUGA: Kabupaten Banyuasin Raih Penghargaan Hub Award Kabupaten Terbaik Tahun 2024.
Di sisi lain, pengembangan teknologi reaktor modular kecil (Small Modular Reactors, SMR) menjadi salah satu inovasi nuklir yang banyak diperbincangkan.
SMR dirancang untuk menjadi reaktor nuklir yang lebih kecil, lebih fleksibel, dan lebih murah dibandingkan reaktor skala besar.
SMR ini dapat diproduksi di pabrik dan kemudian dipasang di lokasi-lokasi terpencil atau daerah dengan kebutuhan energi yang lebih rendah.
Keuntungan utama dari teknologi SMR adalah kemampuannya untuk diintegrasikan dengan sumber energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, menciptakan sistem energi hibrid yang lebih andal dan berkelanjutan.
Dengan ukuran yang lebih kecil, SMR juga menghadirkan risiko kecelakaan yang lebih rendah, serta mempermudah proses pembangunan dan pengoperasian.
Selain teknologi reaktor baru, salah satu aspek penting dalam pengembangan energi nuklir adalah keamanan.
Setelah beberapa insiden serius di masa lalu, seperti bencana Chernobyl dan Fukushima, upaya untuk meningkatkan keamanan energi nuklir menjadi prioritas utama.