BACA JUGA:TVS Ronin Nimbus: Motor Retro dengan Fitur Canggih yang Bikin Pesaing Ketar-Ketir!
Kandungan gizinya yang tinggi membuat ikan ini sangat diminati, baik di pasar lokal maupun pasar yang lebih luas. Namun, tingginya tingkat penangkapan ikan tapah tanpa memperhatikan kelestariannya membuat populasi ikan ini semakin menurun di alam liar.
Meskipun ikan tapah memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tantangan terbesar dalam melestarikan spesies ini adalah praktik penangkapan yang tidak berkelanjutan.
Penangkapan berlebihan, terutama selama musim kawin, dapat mengurangi populasi ikan dewasa yang mampu berkembang biak, sehingga mengancam kelangsungan hidup spesies ini.
Selain itu, degradasi lingkungan akibat pembangunan, polusi, dan perubahan iklim juga berdampak negatif terhadap habitat ikan tapah.
BACA JUGA: Kemajuan Teknologi Olahraga Dari Latihan Hingga Pemulihan Optimal
BACA JUGA: Jangan Panik! Ini Tips Mengatasi Masalah Kelistrikan Motor
Penggundulan hutan, pembangunan bendungan yang tidak ramah lingkungan, serta pencemaran air sungai semuanya berkontribusi terhadap penurunan kualitas habitat ikan ini.
Pemilik restoran pindang di Palembang bernama Ayubi, mengaku permintaan pindang ikan apah sangat tinggi. Ikan ini biasanya didatangkan dari daerah Sekayu atau OKI.
''Pindang tapah ini memang diminati karena sangat enak, tapi tidak setiap saat ada, mengingat tapah ini kan ikan liar dan sulit di dapat,''ujarnya.
Harga pindang ikan tapah di Palembang bersaing dengan pindang ikan baung yakni di kisaran Rp 40.000 sampai Rp 50.000 perporsi.
Sumber: berbagai sumber