PALTV.CO.ID- Teknologi Autonomous Driving atau pengemudian otonom telah menjadi salah satu inovasi paling revolusioner dalam industri otomotif.
Dengan kemampuan mobil untuk mengemudi sendiri tanpa campur tangan pengemudi manusia, teknologi ini menawarkan potensi besar untuk mengubah cara kita berkendara dan berinteraksi dengan kendaraan.
Namun, meskipun menjanjikan, pengemudian otonom juga menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks.
Pengembangan teknologi autonomous driving bermula dari keinginan untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan berkendara.
BACA JUGA:Serahkan Dukungan ke Paslonkada OKI Dja'far Shodiq-Abdiyanto, Ini Pesan Ketum PKB Cak Imin
BACA JUGA:Rahasia Merawat Kaki-Kaki Mobil Bikin Awet dan Tahan Lama
Mobil otonom dilengkapi dengan berbagai sensor, kamera, radar, dan sistem lidar yang memungkinkan kendaraan untuk “melihat” lingkungan sekitarnya.
Data yang dikumpulkan dari sensor ini kemudian diproses oleh sistem kecerdasan buatan (AI) untuk membuat keputusan dalam mengendalikan mobil.
Seiring berjalannya waktu, teknologi ini terus berkembang, dan beberapa produsen mobil besar telah meluncurkan kendaraan dengan kemampuan semi-otonom di pasar.
Salah satu kelebihan utama dari mobil otonom adalah potensi untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.
Sistem Keamanan Tanpa Pengemudi Kecerdasan Buatan dengan Antarmuka HUD -jcomp-freepik
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,35 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas.
Banyak dari kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti mengantuk, gangguan, atau pengambilan keputusan yang buruk.
Dengan menghilangkan faktor kesalahan manusia, mobil otonom dapat secara signifikan mengurangi angka kecelakaan.
Mobil-mobil ini dirancang untuk selalu waspada, tidak terpengaruh oleh kelelahan atau emosi, dan mampu merespons dengan cepat terhadap situasi darurat.