Untuk mengatasi hal ini, CIMB Niaga melakukan seleksi pembiayaan dengan fokus pada nasabah yang memiliki turnover tinggi dan berulang, sehingga dampak dari penurunan daya beli dapat diminimalkan.
Menurut Lani, pertumbuhan kredit ritel di sektor kendaraan bermotor (KKB) dan kredit UKM ritel masih menunjukkan perkembangan yang baik, dengan KKB tumbuh sebesar 23% dan UKM sebesar 10% pada semester pertama tahun 2024.
BACA JUGA: V-Strom 250 SX, Motor Adventure Andal dengan Segudang Fitur Canggih
BACA JUGA: Triwulan III, Realisasi Serapan Pajak Palembang Capai 55 Persen
Lani juga menambahkan bahwa fokus CIMB Niaga saat ini adalah meningkatkan pangsa pasar, terutama pada kredit tanpa agunan di segmen pegawai yang memiliki stabilitas pekerjaan yang baik, yang disalurkan melalui payroll.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan bahwa kredit pemilikan rumah (KPR) masih tumbuh sekitar 12%.
Namun, tantangan utama yang dihadapi oleh BTN saat ini berasal dari kredit masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), di mana rasio kredit bermasalah (NPL) mengalami peningkatan.
Meskipun demikian, BTN tetap akan menyalurkan kredit secara normal kepada segmen MBR.
BACA JUGA: HAPAL Dapat Dukungan Hanura, Tinggal 1 Kursi Lagi Menuju Pilkada Sumsel
BACA JUGA:Sindikat Pengedar Sabu Lintas Negara Malaysia-Indonesia Ditangkap Polisi, 42 Kg Sabu Diamankan
Nixon juga menyebutkan bahwa NPL gross BTN telah mengalami perbaikan dari 3,66% pada Juni 2023 menjadi 3,13% pada Juni 2024, dan NPL net BTN juga menurun dari 1,75% menjadi 1,49%.
Begitu juga dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) juga melaporkan pertumbuhan positif pada segmen kredit individu.
Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB, menyatakan bahwa pertumbuhan personal loan berbasis payroll pada Bank BJB mencapai 6,9% year on year (yoy).
Secara keseluruhan, meskipun menghadapi berbagai tantangan, bank-bank di Indonesia tetap optimis dan melakukan berbagai strategi untuk terus mendorong pertumbuhan kredit perorangan, dengan fokus pada segmen-segmen yang dianggap memiliki potensi untuk tetap berkembang di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil.