PALTV.CO.ID,- Bangkok – Thailand semakin mempertegas posisinya sebagai pusat kendaraan elektrifikasi di Asia Tenggara dengan langkah terbaru mereka dalam menurunkan tarif pajak untuk mobil hybrid.
Penurunan tarif pajak mobil hybrid ini merupakan bagian dari strategi negara Thailand tersebut untuk mempercepat transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik dan menarik investasi baru.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari situs resmi Thailand Board of Investment (BOI) pada Rabu, 31 Juli 2024 lalu, Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional Thailand telah memutuskan untuk memberikan insentif berupa pengurangan tarif pajak bagi mobil hybrid.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Thailand untuk mendukung pergeseran menuju teknologi elektrifikasi dan meningkatkan daya tarik investasi dalam sektor otomotif.
BACA JUGA:Honda Vario Terbaru Resmi Meluncur, Berapa Harganya?
BACA JUGA:Telah di rilis smartphone Vivo V40 dan V40 Pro
Penurunan Tarif Pajak sebagai Strategi Investasi
Thailand berencana untuk menarik investasi baru sebesar 50 miliar baht, yang setara dengan sekitar Rp22,6 triliun, melalui kebijakan ini.
Penurunan tarif pajak ini diharapkan dapat mendorong produsen mobil untuk berinvestasi dalam teknologi kendaraan listrik dan mempercepat pengembangan industri otomotif yang lebih ramah lingkungan.
Pesona mobil hybrid semakin merayu --Foto: nissan.co.id
Namun, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh produsen mobil untuk mendapatkan insentif ini. Produsen harus melakukan investasi baru dalam teknologi elektrifikasi yang sesuai dengan standar teknologi terbaru serta persyaratan emisi CO2 yang ketat.
BACA JUGA:Quzi Kambing, Sajian Mewah Irak yang Menggiurkan untuk Tamu Istimewa
BACA JUGA:Serahkan Dukungan ke Paslonkada OKI Dja'far Shodiq-Abdiyanto, Ini Pesan Ketum PKB Cak Imin
Selain itu, mereka juga harus menginvestasikan minimal 3 miliar baht (sekitar Rp1,3 triliun) di Thailand antara tahun 2024 dan 2027, sesuai dengan persetujuan BOI.
Tarif pajak yang lebih rendah ini akan berlaku untuk kendaraan hybrid dengan kapasitas penumpang hingga 10 orang dan akan diterapkan selama periode 2028-2032.