Pada lantai pertama monumen, pengunjung dapat menemukan pilar bulat dan prasasti peresmian monumen yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Try Sutrisno pada tanggal 9 September 1997.
BACA JUGA:Bea Cukai Berencana Perluas Objek Pajak Mulai dari Tiket Konser Sampai Deterjen
Di lantai ini juga terdapat prasasti lain yang ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie pada 24 September 1997.
Prasasti tersebut mencantumkan penetapan posisi geografis monumen ini, yang diukur oleh pakar dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS).
Itulah gambaran tentang Monumen Kilometer Nol Sabang, sebuah bangunan bersejarah yang menjadi penanda geografis ujung paling barat Indonesia.
Monumen ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia, tetapi juga simbol kebanggaan akan keindahan dan keragaman Nusantara. Berkunjung ke Sabang tentu akan terasa lebih bermakna dengan menyempatkan diri untuk melihat langsung monumen ini dan merasakan semangat persatuan dari Sabang sampai Merauke.*