Para pengamat internasional melihat perjanjian ini sebagai sinyal bahwa Rusia dan Korea Utara siap untuk saling membantu di tengah tekanan internasional yang meningkat.
Perjanjian ini juga menunjukkan bagaimana kedua negara tersebut berusaha untuk memperkuat pertahanan mereka di tengah ancaman yang mereka rasakan dari kebijakan dan tindakan Barat.
Selain aspek pertahanan, perjanjian ini juga mencakup kerja sama ekonomi dan teknis yang lebih luas. Kim Jong Un mengungkapkan harapannya bahwa hubungan ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara dan memperkuat posisi mereka dalam menghadapi tantangan global.
Dalam konteks internasional yang penuh dengan ketegangan, aliansi antara Rusia dan Korea Utara ini menambah kompleksitas dinamika geopolitik di Asia Timur. Beberapa analis memperkirakan bahwa kerja sama ini bisa memicu reaksi dari negara-negara tetangga dan memperburuk ketegangan yang sudah ada.
Meskipun demikian, baik Rusia maupun Korea Utara tampaknya bertekad untuk melanjutkan kerja sama ini, dengan mengabaikan kritik internasional.
Mereka menegaskan bahwa perjanjian ini murni untuk tujuan defensif dan tidak dimaksudkan untuk mengancam negara lain. "Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan kami dan memastikan stabilitas di kawasan kami," kata Putin.
Dengan demikian, perjanjian yang ditandatangani oleh Putin dan Kim Jong Un ini mencerminkan tekad kedua negara untuk saling mendukung di tengah tekanan internasional yang meningkat, serta memperkuat hubungan bilateral mereka di berbagai bidang.
Perkembangan ini akan menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam analisis geopolitik di masa mendatang.*