Dewi menatap mereka dengan tatapan tajam. Ia merasa bahwa mereka tidak menghargai saran dan pengalamannya. "Kalian berdua masih sangat muda dan belum tahu apa yang terbaik. Tetapi, baiklah, jika kalian memang tidak menginginkannya," kata Dewi dengan sedikit kekecewaan.
BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi! Tips Super Mudah untuk Memperbaiki Kacamata Rusak dengan Biaya Minim
BACA JUGA:Menjaga Keutuhan Rumah Tangga Saat Ekonomi Sulit, Yuk Lakukan Cara Ini Agar Tak Tercerai Berai
Dimas dan Putri saling pandang. Mereka merasa frustasi dan terjebak dalam lingkaran tuntutan Dewi. Mereka ingin hidup dengan keputusan mereka sendiri tetapi takut akan konflik dengan mertua mereka.
Malam harinya, setelah Dewi pergi, Dimas dan Putri duduk bersama di ruang tamu. Mereka merenungkan kejadian hari itu dan bagaimana mereka dapat menghadapi tuntutan Dewi yang terus-menerus.
"Kita harus berani berbicara terbuka dengan Dewi," kata Putri dengan tegas. "Kita perlu membuatnya memahami bahwa kita adalah keluarga yang mandiri dan mampu membuat keputusan sendiri."
BACA JUGA:Menjaga Keutuhan Rumah Tangga Saat Ekonomi Sulit, Yuk Lakukan Cara Ini Agar Tak Tercerai Berai
BACA JUGA:Viral! Memaksa Kerja Saat Sedang Sakit, Seorang Pekerja Pabrik Ditemukan Meninggal di Dalam Gudang
Dimas setuju. "Kita harus menemukan suatu cara untuk berkomunikasi dengan jelas mengenai perasaan kita. Dewi mungkin tidak akan mudah mengubah pikirannya, tetapi kita harus mencoba."
Mereka merencanakan strategi untuk berbicara dengan Dewi saat kunjungan berikutnya. Mereka ingin menjaga kebahagiaan dan kebebasan mereka sebagai pasangan suami istri sambil tetap menghormati perasaan dan pendapat Dewi.
Dengan perencanaan dan tekad yang kuat, Dimas dan Putri siap untuk memulai perjalanan mereka menuju kehidupan yang lebih mandiri, membebaskan diri dari tuntutan Dewi.
Bersambung Part 2*