Mengupas Berkurban di Era Digital, Makna Mendalam dan Dampaknya yang Luas--Foto: By Juan Muliawan Fatrin
Dalam konteks yang lebih luas, berkurban juga mencerminkan semangat kebersamaan, empati, dan kepedulian sosial yang menjadi fondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang beradab.
Oleh karena itu, mari terus lestarikan dan praktikkan tradisi berkurban sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual kita, sehingga kita dapat terus menginspirasi dan memberikan manfaat bagi sesama.
Pelaksanaan kurban mengandung makna simbolik menyembelih “sifat-sifat kehewanan” seperti keserakahan dan kerakusan yang merusak kehidupan manusia baik secara pribadi maupun kolektif serta menodai kemuliaan sifat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Ibadah kurban juga merefleksikan ketaatan manusia kepada syariat Allah Penguasa Tunggal di alam semesta. Dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 37 dinyatakan bukanlah daging hewan kurban dan darahnya itu yang sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya ialah ketakwaan umat yang berkurban.
Sebagai aktualisasi semangat berkurban yang diajarkan agama, setiap muslim perlu memupuk jiwa pengorbanan untuk kemuliaan hidup. Sejarah mencatat pengorbanan tak dapat dipisahkan dari perjuangan hidup orang-orang besar dan bangsa-bangsa di dunia.
Dalam khazanah sastra dikenal ungkapan; tiada keberhasilan tanpa pengorbanan, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Pengorbanan di jalan Allah dan berkorban karena Allah adalah suatu kemuliaan. Tetapi mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri dan kelompok sendiri adalah kejahatan. Di tengah arus materialisme, individualisme dan hedonisme yang melanda dunia, umat Islam dan semua umat beragama perlu menghidupkan idealisme dan semangat pengorbanan sampai akhir zaman.
Semangat pengorbanan mendorong kebiasaan baik, seperti memberi, berbagi dan peduli sesama. Jika ditelaah lebih jauh syariat kurban mengajarkan banyak hikmah untuk kemajuan umat. Salah satu contoh konkrit, permintaan hewan kurban setiap tahun membangkitkan kesadaran umat untuk mengembangkan industri peternakan halal dan mewujudkan swasembada ternak milik rakyat.
Saya pernah membaca pendapat pegiat filantropi Erie Sudewo yang mengaitkan kurban dengan upaya menghasilkan “kedaulatan ternak” di negara kita. Usaha ternak hewan kurban tentu saja harus dilakukan secara amanah, profesional dan tanggungjawab yang besar.(*)