Selain itu, penelitian ini dilakukan secara double-blinded dan baik partisipan maupun ilmuwan yang terlibat dalam pengumpulan data tidak mengetahui siapa yang termasuk dalam kelompok mana.
Jadi, apa hasilnya?
Konsumsi cuka sari apel selama tiga bulan menghasilkan penurunan berat badan dan indeks massa tubuh (BMI) yang signifikan.
Selama periode tersebut, peminum cuka sari apel kehilangan rata-rata 6-8 kg, tergantung pada jumlah yang dikonsumsi, dan BMI mereka menurun 2,7-3 poin. Lingkar pinggang dan pinggul juga menurun secara signifikan.
BACA JUGA:6 Peluang Bisnis Hari Raya Idul Fitri, Nomor 4 dan 5 cuma modal tenaga untung besar
Para penulis juga melaporkan kadar glukosa darah, trigliserida, dan kolesterol yang lebih rendah secara signifikan pada kelompok yang mengonsumsi cuka sari apel.
Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Kelompok plasebo yang diberi air infus asam laktat mengalami penurunan berat badan dan BMI yang jauh lebih kecil. Juga tidak ada penurunan yang signifikan dalam glukosa darah dan lipid darah.
Dari penelitian pada hewan, diperkirakan bahwa asam asetat dalam cuka sari apel mempengaruhi ekspresi gen yang membakar lemak sebagai energi.
Penelitian saat ini tidak menyelidiki apakah mekanisme ini terlibat dalam penurunan berat badan.
BACA JUGA:Tips End Trik Yang Perlu Diketahui Tentang Perawatan Mouse Wireless
Apakah ini kabar baik?
Meskipun penelitian ini terlihat menjanjikan, ada beberapa alasan untuk berhati-hati.
Pertama, usia peserta penelitian berkisar antara 12 hingga 25 tahun, sehingga tidak diketahui apakah hasilnya berlaku untuk semua orang.
Selain itu, dengan metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apakah jumlah penurunan berat badan yang sama akan terjadi lagi jika penelitian ini dilakukan lagi.
BACA JUGA:Evolusi Sejarah Mouse Komputer Sampai Kini
Meskipun para peneliti menyimpan catatan pola makan dan olahraga para peserta selama penelitian, hal ini tidak disertakan dalam makalah.