PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Bank Indonesia (BI) mengingatkan bahwa inflasi pada bahan pangan yang berfluktuasi telah melewati tingkat rata-rata kenaikan gaji para pegawai negeri sipil (PNS) serta kenaikan upah minimum regional (UMR) pada bulan Februari 2024.
Arief Hartawan, Kepala Departemen Regional BI, menyoroti perlunya pengendalian atas tingkat inflasi tersebut agar tidak merusak pendapatan masyarakat, yang saat ini sudah jauh melampaui tingkat kenaikan gaji mereka.
Pada Senin (4/3/2024), Arief menyatakan, "Penting untuk memastikan bahwa kenaikan harga pangan tidak menggerogoti pendapatan mereka."
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bahan pangan yang berfluktuasi telah mencapai 8,47% secara tahunan pada bulan Februari 2024, meningkat dari 7,62% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Mengaspal dengan Aman dan Bergaya: Menelusuri Ragam Helm Motor untuk Pengendara Modern
Sementara itu, BI mencatat bahwa rata-rata kenaikan gaji PNS dari tahun 2019 hingga 2024 hanya sebesar 6,5%, sementara tidak ada kenaikan gaji selama periode 2020-2023.
Kenaikan rata-rata UMR juga hanya mencapai 4,9% dari tahun 2020 hingga 2024.
Arief menjelaskan, "Ini mengapa kita perlu memperhatikan harga pangan, karena dalam beberapa tahun terakhir, kenaikannya sekitar 5,2%."
BI berpendapat bahwa inflasi pada bahan pangan harus ditekan kembali ke level sekitar 5%, mengingat bahwa makanan memiliki porsi besar dalam pengeluaran masyarakat, mencapai 33,7%.
BACA JUGA:Perubahan Fokus Apple, Dari Mobil Listrik ke Kecerdasan Buatan
Stabilitas harga pangan dianggap sebagai kunci untuk menjaga stabilitas sosial dan keamanan nasional, terutama dalam konteks target inflasi umum pada tahun 2024 yang ditetapkan turun menjadi 2,5% +-1%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 3% +-1%.
"Inflasi pada bahan pangan masih cenderung meningkat, terutama karena kenaikan harga beras, cabai, telur, dan daging ayam ras.
Hal ini perlu kita awasi dengan cermat," tambah Arief. Menurutnya, stabilitas harga pangan akan berdampak langsung pada stabilitas sosial dan keamanan nasional.
Karena bobot konsumsi pada kelompok makanan cukup besar, mencapai 33,7% dalam indeks harga konsumen (IHK).
BACA JUGA:Ini Tanda-Tanda Seseorang Alami Perundungan