PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam sebuah langkah yang telah menimbulkan antusiasme dan spekulasi, Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet yang signifikan hari ini di Istana Presiden Jakarta (21/02/2024).
Dua figur penting dilantik untuk mengisi peran-peran vital dalam pemerintahan, menandai babak baru dalam lanskap tata kelola pemerintahan Indonesia.
Di antara penunjukan kunci adalah Hadi Tjahjanto, yang mengambil peran sebagai Menteri Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, menggantikan pendahulunya Mahfud MD.
Pengalaman luas Tjahjanto dalam kepemimpinan militer membawa perspektif strategis terhadap domain keamanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang krusial.
BACA JUGA:ASN Mulai Terseyum, Pemerintah Siapkan Pencairan THR dan Gaji ke-13
Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono, yang dikenal luas sebagai AHY, masuk ke dalam posisi Menteri Agraria dan Tata Ruang, juga mengambil alih Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Latar belakang AHY dalam pelayanan publik dan pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu pengelolaan lahan membuatnya mampu menavigasi kompleksitas kebijakan lahan Indonesia dengan baik.
Presiden, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 34/P tahun 2024, mengawasi upacara pengucapan sumpah, dengan menekankan sumpah setia kepada Konstitusi dan dedikasi untuk menegakkan hukum-hukum Republik Indonesia.
"Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," deklarasi para menteri yang baru dilantik saat mereka mengucapkan sumpahnya.
BACA JUGA:ASN SIap-siap! ini Penjabaran Rinci Rencana Pemindahan ASN ke IKN
Upacara pelantikan ini dihadiri oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Agus Subiyanto, bersama dengan beberapa anggota Kabinet Indonesia Maju, menandakan kesatuan dan dukungan terhadap keputusan strategis Presiden.*