PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Mobil listrik telah menapaki pangsa pasar Indonesia dengan persaingan yang semakin ketat, terutama antara dua raksasa industri otomotif BYD dan Tesla.
Meskipun keduanya saling bersaing dalam penjualan mobil listrik di negeri ini, paradigma pembeli Indonesia dalam memilih kendaraan ramah lingkungan ini berbeda jauh dengan pembelian mobil konvensional.
Di dalam dunia mobil konvensional, pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh sejumlah merek terkemuka seperti Toyota, Honda, dan Daihatsu. Namun, ketika berbicara tentang mobil listrik, konsumen Indonesia tidak lagi terpaku pada nama merek.
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh perubahan preferensi yang mencolok, di mana faktor seperti harga, jarak tempuh, dan teknologi yang ditawarkan mendominasi pikiran calon pembeli.
Sebuah laporan dari website biz.crast.net menyebutkan bahwa BYD dan Tesla merupakan dua raksasa industri mobil listrik yang bersaing ketat di pasar global, termasuk di Indonesia.
Meskipun keduanya memiliki reputasi yang kuat, namun pembeli mobil listrik di Indonesia lebih cenderung 'mengesampingkan' merek ketika mereka akan memutuskan pembelian.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergeseran preferensi ini adalah insentif yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.
Pembebasan tarif PPnBM dan pemotongan PPN sebesar 10 persen menjadi daya tarik utama bagi calon pembeli mobil listrik. Hal ini memberikan dorongan ekstra untuk mereka yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Jangan Panik! Inilah Cara Mengatasi Mesin Motor Yang Tidak Menyala Saat di Hidupkan
Penting untuk mencatat bahwa faktor harga menjadi salah satu pertimbangan utama.
Pembeli mobil listrik di Indonesia menyadari bahwa investasi awal dalam mobil listrik mungkin lebih tinggi, tetapi dengan insentif pajak yang signifikan, biaya total kepemilikan dapat menjadi lebih terjangkau dalam jangka panjang. Keberlanjutan lingkungan dan efisiensi energi menjadi nilai tambah yang dihargai oleh konsumen.
Jarak tempuh juga menjadi fokus utama bagi pembeli mobil listrik di Indonesia. Dengan meningkatnya infrastruktur pengisian daya dan perkembangan teknologi baterai, kekhawatiran tentang jarak tempuh yang terbatas semakin berkurang.
Konsumen kini lebih memperhatikan daya tahan baterai, ketersediaan stasiun pengisian, dan kecepatan pengisian.
BACA JUGA:Mencoba Resep Mie Carbonara, Sajian Pasta Creamy dan Gurih dari Italia