Wilson mengemukakan bahwa dalam kepemimpinan Prabowo, terdapat potensi perluasan pendekatan pemerintahan yang tanpa oposisi, yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan eksekutif.
Tanpa adanya oposisi yang kuat di parlemen, kekuasaan eksekutif menjadi lebih dominan. Wilson memperkirakan bahwa Prabowo mungkin akan melanjutkan model pemerintahan yang berbasis musyawarah integralis, seperti yang diharapkan dalam UUD 1945.
Dalam penutupnya, Wilson menegaskan bahwa jika Prabowo dapat mempertahankan popularitasnya seperti yang dilakukan Jokowi, ia mungkin akan merasa berani untuk menunjukkan kekuatan otoriter.
Dengan demikian, ia dapat mendorong pembatalan amandemen konstitusi pasca tahun 1999 dan mengakhiri pemilihan langsung. Prediksi Wilson tentang masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo menjadi sebuah bahan diskusi yang menarik dalam kajian politik dan keamanan internasional.*