BACA JUGA:Ciptakan Internet Tanpa Celah! Elon Musk Segera Wujudkan Jaringan Starlink Generasi Kedua
Penelitian pada manusia pertama ini disebut PRIME (Precise Robotically Implanted Brain-Computer Interface) dan melibatkan orang-orang dengan tetraplegia akibat cedera tulang belakang leher, amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
Tujuan utama studi PRIME adalah untuk mengevaluasi keamanan implan dan efektivitas robot bedah serta memungkinkan pasien mengendalikan perangkat elektronik dengan pikiran mereka. Misalnya, orang lumpuh bisa mengendalikan ponsel hanya dengan memikirkan gerakan tangannya.
Studi PRIME yang dilakukan oleh startup tersebut adalah tes antarmuka nirkabel otak-komputer untuk menilai keamanan kecerdasan buatan dan robotika.
Dilansir dari lama internasional.kontan.co.id. Menurut situs web perusahaan, penelitian ini akan mengevaluasi kemampuan antarmuka yang memungkinkan orang dengan gangguan penglihatan atau pendengaran mengendalikan perangkat dengan indra mereka.
BACA JUGA:Twitter Diambil Alih Elon Musk untuk Upgrading Fitur Agar Lebih Menarik Pengguna
Tujuan utama studi PRIME adalah untuk mengevaluasi keamanan implan dan efektivitas robot --Foto : youtube/@elon.musk_oficial
Neuralink memulai survei perekrutan percontohan pada bulan September lalu. Startup tersebut tidak segera menanggapi permintaan informasi lebih lanjut dari Reuters.
Neuralink menghadapi permintaan investigasi tentang praktik keamanannya. Reuters melaporkan awal bulan ini bahwa perusahaan tersebut didenda karena melanggar peraturan Departemen Transportasi AS (DOT) yang mengatur pergerakan bahan berbahaya.
Pada bulan November, empat anggota parlemen AS meminta Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk menyelidiki apakah Musk melakukan penipuan finansial dengan memberikan gambaran yang salah tentang keamanan implan otak yang dikembangkan oleh Neuralink kepada seorang investor.
Persidangan berlangsung enam tahun. Saat ini, belum diketahui berapa banyak orang yang ikut serta dalam uji coba tersebut.Penelitian ini menggunakan robot untuk menanamkan antarmuka komputerisasi (BCI) di otak. Bagian otak tersebut menjadi chip Neuralink yang mengontrol pergerakan manusia.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu (20/9/2023), sebuah chip dapat mengendalikan kursor dan keyboard komputer dari otak manusia.
Elon Musk mempunyai impian besar untuk Neuralink. Menurutnya, penanaman chip di otak bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Contohnya termasuk obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia.
Mei lalu, Neuralink mendapat persetujuan FDA untuk melakukan tes pertamanya langsung di otak manusia. Para ahli memperkirakan bahwa penanaman chip di otak manusia akan tersedia secara komersial dalam dekade mendatang.(*)