Mereka menyatakan bahwa hingga saat ini, belum tampak “tanda-tanda nyata bahwa Korea Utara bersiap untuk berperang.
” Laporan tersebut juga mencatat bahwa Kim Jong-un tampaknya memperkuat posisi militer dan diplomatiknya, mungkin dengan keberanian yang meningkat setelah memulihkan hubungan dengan Rusia.
Artikel tersebut menyoroti bahwa serangan besar-besaran dari Korea Utara akan hampir pasti mengakibatkan perang dengan Amerika Serikat. Kemungkinan penggunaan persenjataan konvensional yang besar oleh Korea Utara untuk membombardir kota-kota di Korea Selatan dapat memicu respons dari Seoul dan Washington.
Diperkirakan bahwa Korea Utara juga memiliki hingga 30 senjata nuklir, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
BACA JUGA:Truk Boks Ekspedisi Terjun ke Sungai Lubai
Dengan sekitar 30.000 tentara AS yang ditempatkan di Semenanjung Korea, yang secara rutin terlibat dalam latihan gabungan dengan pasukan Korea Selatan, kompleksitas situasi semakin meningkat.
Latihan penembakan baru-baru ini dikritik oleh Korea Utara sebagai “manuver perang yang sembrono,” meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Dalam konteks ini, Amerika Serikat harus memantau dengan cermat evolusi situasi di Semenanjung Korea. Penting untuk menjaga keseimbangan antara mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dan mencegah eskalasi yang tidak diinginkan.
Kedewasaan dalam diplomasi dan kesiapan militer tetap menjadi krusial untuk menjaga stabilitas di kawasan yang rentan ini.(*)