MUARA ENIM, PALTV.CO.ID - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang ditunggu semua perantau yang berada di kota lain untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Dengan mudik lebaran, para perantau bisa kembali merasakan tradisi silaturahmi dengan keluarga, tetangga dan teman semasa kecil.
Hari raya Idulfitri merupakan momen yang ditunggu para perantau yang berada di luar kota untuk kembali ke kampung halaman mengikuti tradisi merayakan lebaran. Selain bersilaturahmi, pulang kampung untuk mengenang masa lalu para perantau bersama keluarga, orang terdekat dan tetangga, untuk mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman mereka.
Seperti yang dilakukan para peratauan dari Desa Kepur di Kabupaten Muara Enim. Para perantau ini menyempatkan diri untuk mudik ke kampung halaman saat lebaran tahun ini.
Sama halnya dengan Sisianto yang setiap tahunnya mengusahakan untuk pulang kampung ke Desa Kepur bersama anak dan istri untuk menjumpai keluarga besarnya. Banyak hal yang membuat dirinya rindu kampung halaman. Idulfitri menjadi waktu yang pas untuk berkumpul bersama keluarga besar, teman masa kecil, tetangga, dan orang-orang terdekat.
BACA JUGA:Polres OKI Amankan Paket Bahan Pil Ekstasi dari Jerman
BACA JUGA:Puluhan Rumah di Kelurahan Kemelak Bindung Langit Terendam Banjir
Dengan tradisi yang masih dipegang dan dijalankan sampai saat ini membuat para perantau selalu merindukan kampung halaman untuk mudik lebaran.-Yansyah-PALTV
Selain itu, tradisi lebaran dengan berkeliling kampung dan menikmati kudapan khas lebaran menjadi sesuatu kerinduan tersendiri. Saling memaafkan dan berkumpul di rumah tetua desa menjadi tradisi yang harus dijaga. Jangan sampai tergerus oleh waktu agar setiap perantau bisa menikmati lebaran dengan tradisi khas Desa Kepur.
“Kerukunan masyarakat, adat istiadat dan budaya Idulfitri di kampung kita Desa Kepur ini masih terjaga sampai saat ini, masih lestari,” ungkap Sisianto dengan perasaan terharu.
Dengan tradisi yang masih dipegang dan dijalankan sampai saat ini membuat para perantau selalu merindukan kampung halaman untuk mudik lebaran, meski dalam kondisi sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas di kota lain. Bahkan jika perantau membawa anak istri atau suami dari luar daerah lain, bisa saling bertukaran tradisi saat ikut pulang kampung bersamaan istri atau suami dari perantau.*