PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Batanghari Sembilan, sebuah istilah yang merangkum kekayaan seni dan kebudayaan yang tumbuh di wilayah Sumatera Bagian Selatan, memiliki daya tarik yang begitu kental dengan alam dan sungai-sungai yang mengalir di sekitarnya.
Musik menjadi salah satu ekspresi utama dari kebudayaan ini, menciptakan nuansa romantik, melankolis, dan naturalistik yang begitu khas.
Akar Musik Batanghari Sembilan
Musik dan lagu Batanghari Sembilan diketahui berasal dari rejung, bentuk pantun atau sastra tutur khas Besemah, salah satu wilayah di Batanghari Sembilan.
BACA JUGA:Keindahan Arsitektur Pertamina: Lebih dari Sekadar Bangunan
Awalnya, rejung hanya dituturkan dengan irama khas tanpa menggunakan instrumen musik tradisional.
Namun, seiring berjalannya waktu, rejung mulai diiringi oleh alat musik perkusi sederhana seperti getuk, getak-getung yang terbuat dari bambu, redap dari kulit binatang, gung, dan kenung dari besi.
Perkembangan berlanjut dengan tambahan alat musik tiup dari bambu (seredam), besi (ginggung), hingga yang terbuat dari daun (carak).
Pada masa modern, alat musik seperti gitar, akordion, terompet, dan biola dikenal dan menjadi bagian dari pengiring musik Batanghari Sembilan, terutama setelah pengaruh budaya Barat mulai masuk ke Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Keanu Reeves:John wick Aktor yang Dicintai oleh Penonton dan Disegani oleh Sesama Artis
Alilah Najwa membawakan Tembang Batanghari Sembilan di Studio 2 PALTV.-Juliadi Azwan-PALTV
Tembang Batanghari Sembilan: Suara dan Pesan Budaya
Tembang Batanghari Sembilan menjadi bentuk utama kesenian tradisional di wilayah ini. Ia adalah vokal manusia yang disertai dengan gitar tunggal (gitar akustik) yang memainkan pantun-pantun khas dengan bahasa daerah.
Tembang ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana komunikasi antara generasi muda dan orangtua, serta antar pasangan muda yang sedang memadu kasih.
Pesan dalam Tembang Batanghari Sembilan mencakup nasehat keagamaan, nilai-nilai budaya, dan norma-norma adat istiadat.