PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam menghadapi lonjakan popularitas mobil listrik murah dari produsen mobil China, para pembuat mobil konvensional merasa tertantang untuk tetap bersaing.
Menyadari bahwa mereka harus beradaptasi atau menghadapi risiko kalah bersaing dengan pesaing asal Tiongkok, produsen mobil tradisional mulai mencari solusi inovatif.
Andy Palmer, Ketua Startup Brill Power dan mantan CEO Aston Martin, menyampaikan pandangannya bahwa produsen mobil sekarang terpaksa beralih ke segmen kendaraan dengan harga terjangkau untuk menyaingi mobil listrik China yang relatif murah.
Hal ini tidak hanya demi menjawab tuntutan pasar, tetapi juga sebagai respons terhadap persaingan sengit dari pabrikan mobil asal Tiongkok.
BACA JUGA:Bahayakah Menyalakan AC Ketika Parkir Terlalu Lama?. Simak Penjelasannya.
Dalam upaya menghadapi persaingan ini, banyak produsen mobil konvensional mengambil langkah-langkah proaktif.
Salah satunya adalah mencari pemasok baru yang dapat membantu mereka menekan biaya produksi. Dengan mencari solusi inovatif, mereka berharap dapat mengembangkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau.
Renault, sebagai contoh, telah mengumumkan rencana ambisius untuk mengurangi biaya produksi kendaraan listriknya hingga 40 persen.
Langkah ini diambil untuk mencapai keseimbangan harga dengan model-model berbahan bakar fosil, sekaligus menjawab kekhawatiran terkait permintaan yang melambat akibat harga yang tinggi.
BACA JUGA:Ungkapkan Reaksi Emosi Anda Lewat Photomoji di Google Messages! Begini Caranya
Kerja sama antara produsen mobil konvensional dan pemasok asal China juga menjadi tren yang semakin meningkat.
Stellantis, misalnya, sedang membangun pabrik di Eropa bekerja sama dengan CATL dari China.
Pabrik ini bertujuan untuk memproduksi baterai Lithium Ferro-Phosphate (LFP) yang lebih ekonomis, mengurangi biaya produksi kendaraan listrik secara keseluruhan.
Selain itu, beberapa raksasa otomotif seperti Volkswagen dan Tesla turut merespons tren ini dengan mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau secara harga.