Ini bukan berarti orang yang bersyukur tidak akan mengalami cobaan atau musibah, atau terbebas dari kesulitan, tetapi mereka mampu menghadapi takdir dan keputusan Allah dengan tulus dan ikhlas.
Yang terpenting adalah kemampuan menerima ujian hidup dengan ikhlas. Orang yang memiliki hati yang tulus dan ikhlas mampu mengukur risiko dengan bijak, serta mengelola ruang dan waktu dengan efisien.
Bagi mereka yang ikhlas, tantangan seperti sakit, kekurangan, atau kesulitan dalam hidup hanyalah bagian dari siklus alamiah. Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa kesulitan hidup pasti akan datang menghampiri siapa pun, bahkan Rasulullah ﷺ, para waliullah, dan para ulama juga mengalami berbagai ujian dalam kehiduBACA JUGA:Mengapa Rezeki Tiap Orang Berbeda? Ini Alasannya Menurut Pandangan Islam
Perbaiki kualitas Ibadah
Ada orang yang mengeluh kepada Allah dengan suara penuh penyesalan seraya berdo’a, "Ya Allah, aku telah tekun beribadah, menjalankan salat lima waktu setiap hari, tapi mengapa aku dihadapkan pada ujian yang begitu berat, ya Allah?"
Maka ketahuilah bahwa tidak ada ujian yang melebihi kemampuan manusia untuk menghadapinya. Setiap ujian dan cobaan dalam hidup telah diukur sesuai dengan kemampuan dan ketangguhan kita.
Hanya saja yang jadi permasalahan ialah kemampuan kita untuk memahami dan merenungi makna dari ujian hidup tersebut.
BACA JUGA:Menurut Ajaran Islam, Kapan Waktu yang Tepat Membagi Warisan?
Jangan sampai pengalaman hidup yang telah terjadi hanya dijalani dan lewat begitu saja tanpa adanya introspeksi dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga dan hikmah yang juga patut disyukuri.
Dalam hal ibadah ini jangan sampai sholat yang kita jalani hanya sebagai bentuk ketakutan akan neraka atau sekadar mencari keuntungan duniawi semata.
Namun sholat maupun ibadah lainnya mesti dilakukan dengan penuh rasa syukur kepada Allah Sang Pencipta. Bahkan, meskipun Rasulullah ﷺ telah dijamin masuk surga, ia tetap melaksanakan salat, terutama setelah peristiwa Mi'raj ketika usianya telah mencapai 52 tahun.
Ketika seorang sahabat bertanya mengapa sholat masih dilakukan oleh seseorang yang sudah dijamin surga, Rasulullah ﷺ memberikan jawaban yang sangat filosofis, "Bukankah saya ingin dicintai sebagai hamba yang bersyukur?"
BACA JUGA:Inilah Beberapa Larangan yang Patut Kamu Ketahui Ketika Berada di Masjid Nabawi
Namun demikian, Rasulullah sebagai nabi terakhir juga mengalami masa-masa sakit, kesulitan ekonomi, kekurangan pangan, luka-luka, bahkan giginya tanggal saat mengalami kekalahan dalam perang.
Seberapa saleh dan alimnya seorang manusia, ia tetap akan dihadapkan pada perubahan nasib yang terus berubah.