Perlawanan rakyat Palestina tidak terhindarkan. Pemimpin seperti Syaikh Izzuddin Al-Qassam memimpin perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Zionis.
Meskipun Syaikh Izzuddin gugur dalam pertempuran, perlawanan rakyat terus berlanjut hingga meletusnya revolusi pada tahun 1936.
Rakyat Palestina bersatu melawan penjajahan, meskipun dalam ketidakseimbangan kekuatan. Namun, revolusi ini hanya bertahan selama tiga tahun.
Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Inggris mengembalikan masalah Palestina ke PBB. Resolusi PBB tahun 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian, memberikan 54.7% wilayah kepada Yahudi, 44.8% kepada Palestina, dan 0.5% (termasuk Kota Al-Quds) sebagai wilayah internasional.
BACA JUGA:VIRAL! Dua Sejoli Kasmaran Tengah Bermesraan di Kafe, Warganet: Adabnya Kemana?
Namun, keputusan ini memicu reaksi keras dari umat Islam. Negara-negara Arab berkumpul dan menegaskan bahwa pembagian Palestina adalah tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Mereka bersiap untuk menghadapi Zionis setelah Inggris meninggalkan Palestina.
Pada 15 Mei 1948, hari setelah Inggris pergi, Zionis mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Inilah puncak dari Nakbah.
Negara-negara Arab melancarkan serangan untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman Yahudi. Meskipun bersiap sejak tahun 1945, Zionis memiliki persenjataan canggih dan dukungan Barat.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menghancurkan desa-desa Palestina dan mengusir penduduknya. Lebih dari 600 desa Palestina hancur, dan sebanyak 800.000 warga Palestina dibantai oleh Zionis sejak Nakbah, hampir satu juta orang mengungsi.
Perang Arab-Israel berakhir pada tahun 1949 dengan diterimanya Israel oleh DK PBB sebagai anggota penuh dan gencatan senjata. Namun, Nakbah tidak berakhir.
Hari ini, Palestina masih mengalami dampak Nakbah. Warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza hidup di bawah blokade yang membatasi akses mereka ke sumber daya dasar.
Di Tepi Barat, 60% wilayahnya dikelilingi oleh tembok rasis, dan warga Palestina di wilayah ini hidup di bawah hukum rasis Yahudi.
BACA JUGA:Jam Tangan Canggih! Huawei Watch GT 4 Menampilkan 2 Warna Pertanda Siang dan Malam
Selain itu, warga Palestina yang masih bertahan di tanah Palestina yang diduduki oleh Zionis di tahun 1948 juga mengalami penindasan serupa.